kudengar ibunya meninggal saat itu, dan karena gengsi atau memang tak faham hanya kubiarkan ibuku yang datang kerumahnya, jarak rumah kami memang tidak terlalu jauh jadi bertemu dengannya bukan hal yang sulit. kudengar hidupnya mulai berubah saat itu, sejujurnya aku tak tau pasti karena kabar tentangnya mulai tak jelas saat itu, dan aku hidup dengan kehidupan masa smp ku.
waktu berlalu dan seragam kami pun berubah tak lagi kupakai seragam putih biruku dan berganti menjadi putih abu, usia kami terpaut satu tahun, aku lebih tua darinya.
samar samar yang kuingat hanya dia yang menemaniku berjalan saat saat berangkat sekolah dengan seragam yang berbeda kami berjalan beriringan :)
dikelas 2 sma kami berpacaran saat itu dia masih kelas 1, putus, dan pacaran lagi setahun setelahnya dan akhirnya kembali putus.
masuk kuliah, sibuk, dan banyak hal terjadi juga tak lagi kudengar kabar tentangnya, meskipun terkadang secara tidak sengaja kami bertemu, tak ada rasa apapun karena kufikir semua sudah berlalu.
kami mulai dewasa saat ayahnya mulai mengetahui hubungan kami dahulu, merestui mungkin tapi entahlah sejujurnya buatku semuanya tidak jelas.
usiaku 24 tahun saat ini, dan sudah ada seseorang yang membuatku istimewa setiap harinya, tapi dia tiba2 muncul kembali dengan kejujuran dan harapan ayahnya, sejujurnya rasa simpati itu masih ada, tapi sudah terlambat, aku sudah dengannya walaupun belum seutuhnya tapi sudah ku susun rencana dengannya.
seingatku rasanya hampir selama 12 tahun berlalu selalu ada dia dalam hidupku entah itu jadi cerita ulang tahun, lebaran ataupun perayaan 17an.... jodoh memang tuhan yang mengatur dan tak ada jaminan sebetulnya dia akan berubah atau tidak, karena kami memang sungguh berbeda.
pada akhirnya semua akan tergantikan dengan yang pasti, seperti apapun perasaanku padanya, seharusnya cinta yang menggerakan kami untuk saling mencari satu sama lain, tapi mungkin kehendak tuhan ketika semesta tidak merestuinya,, dia dengan kehidupannya dan aku dengan kehidupanku, dan mungkin kata dia dan aku tidak akan pernah menjadi kami.
untukmu... ya kamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar